“Some people choose to stay in an abusive relationship because fear of losing is bigger than their pride.” –a friend of mine
Kenapa sih, kamu bisa tahan sama dia? Kita gak sanggup liat bekas memar, bekas cakar, bekas cengkraman dia di tubuh mu? Dia sakit Mir… Dan kamu berhak dapet orang yang lebih baik dari dia. Orang yang gak suka nyakitin secara fisik. Apa kamu gak sayang sama tubuh sendiri? Orang tua mu aja belom tentu pernah nyakitin sampai segitunya.
Apa? Cinta katanya? Kalo cinta kenapa dia bisa nyakitin kamu? Nampar, mukul, sampai bekas tangan nya ada di sekujur tubuh mu.
Tapi hati nya baik? Baik dari mana? Kalo hatinya baik, menyakiti semut aja pasti ndak bisa, apalagi nyakitin kamu.
Ooohh… Manis tutur bahasanya maksudmu? Orang yang pinter ngomong bukan berarti dia baik. Dia pinter ngomong biar kamu memaafkan nya terus menerus, tepat seperti yang sekarang kamu lakuin.
Dia setia, gak seperti pacar-pacarmu sebelumnya? Ya iyalah dia setia, lha kamu nya mau disakiti secara fisik begitu, perempuan lain, mungkin dipukul bales mukul, ditampar bales nampar, or at least I will. Tapi kamu kan lembut hatinya. Kita tau benar gimana kamu Mir.
Paling gak dia setia gak tukang selingkuh kayak pacarnya Vika.
Please don’t make an excused for him.
Lain Mirna lain Vika. Disaat Mirna bersikukuh untuk tetap dengan pasangannya, yang ringan tangan tapi bermulut manis. Vika terjebak dalam hubungannya dengan pria brengsek yang selalu berselingkuh.
Vik, kemarin kita ngelihat pacarmu sama cewe di mall A. Apa? Cewe itu sepupunya? Tau dari mana? Dia bilang gitu? Bukan nya kamu udah tau tabiat dia gimana? Kok masih percaya aja sih?
Kamu dibilangin apa sih sama dia? Kita ini ngeliat dengan mata kepala sendiri! Bukan gosip atau sekedar mendengar info dari sumber yang gak jelas. Kita kan gak buta Vikaaaa… Kalopun salah lihat, ya mosok berkali-kali salah lihat.
Kenapa dia pintar sekali berkelit dan kamu selalu percaya padanya? Apa kelebihan nya sehingga kamu mau terus disampingnya walau bathin mu selalu disakiti?
Apa? Kamu merasa baik-baik saja? Dia gak selingkuh? Ooohh saudara perempuan nya banyak sekali yaaa, kalo setiap perempuan yang jalan diaku sepupu!
Yang jelas dia gak kasar kayak pacar Mirna!!
Jedang!! Akhirnya keluarlah kalimat sakti itu.
Yang satu ngerasa gak kenapa disakiti fisik, asal gak diselingkuhi. Yang lain merasa okey disakiti bathin, asal gak di “tangan”in.
Yang jelas buatku tidak kedua nya. KDRT maupun selingkuh sama-sama melanggar hak asasi manusia (versi saya). Seperti kata seorang sahabat. Selingkuh pun kan merupakan KDRT bathin.
But for me KDRT(fisik) is a big no no. No matter how much you love him or her, when he/she lay a fingger on you. He/she don’t deserve you at all.
Bukan berarti saya mentoleransi selingkuh, tapi FISIK itu batas. Batas yang gak bisa ditembus oleh apapun, dan bila kita ingin mengambil jalur hukum pun bisa, tinggal fisum kan? Bukti fisik pun ada, tunggu apa lagi? Seperti yang saya sebutkan diatas, orang tua kita aja yang melahirkan, membesarkan, menafkahi kita sampai seperti sekarang ini, belom tentu pernah menyakiti kita secara fisik. Kalaupun pernah, bukan berarti pasangan kita boleh melakukan hal yang sama kan. Mau gak dia kalau balas disakiti?
Fisik itu jelas batasnya. Dan sepertinya diatur pun dalam hukum (etapisayabukanoranghukum). Sedangkan bathin (selingkuh, ataupun KDRT lain yang bukan fisik, seperti memaki-maki, mengintimidasi, dll) susah dibuktikan, apalagi kalo pasangan nya bebal dan percaya sepenuhnya pada ucapan si pasangan. Mau maju ke jalur hukum pun, susah harus ada saksilah, buktilah, dan lainya.
I can tolerate a cheater, but KDRT (fisik) is different. When you lay any fingger on me, you’ll go to Hell.
Just saying…